1. Bila bekerja menggunakan huruf, aspek manakah yang paling mempengaruhi keberhasilan komunikasi visual, bagaimana alasannya?
Jawab:
Tidak bisa dipungkiri bahwa aspek penggunaan huruf dalam komunikasi visual sangat mempengaruhi keberhasilan sebuah komunikasi visual. Pada dasarnya dalam proses pekerjaan yang berhubungan atau menggunakan huruf tak bisa dilepaskan dengan apa yang disebut dengan Tipografi. Kenapa? Dalam analisis Scott McCloud dalam bukunya Understanding Comics mengatakan bahwa dalam komunikasi visual yang berkiblat pada Mazhab Amerika –yang mana dipengaruhi oleh Bauhaus Jerman (Pakar Komunikasi)- sangat menekankan pada pengetahuan tipografi dan komposisi.
Tipografi adalah dasar utama pembelajaran grafis. Maksud dari tipografi dalam pengertian yang lebih luas meliputi penataan atau peletakan dan pola halaman atau setiap barang visual. Namun singkatnya tipografi adalah pemilihan, penataan, atau segala hal yang berkaitan dan bertalian dengan pengaturan baris-baris huruf.
Dalam tipografi Huruf dipelajari sebagai form (bentuk), bukan sebagai tulisan. Jadi tegasnya huruf dalam “kaca mata” komunikasi visual bukan dilihat dari tulisannya tapi dari segi bentuk (form) sebagai produk dari komunikasi visual.
Namun selain Tipografi ada menurut analisis saya ada beberapa aspek lainya yang juga sangat mempengaruhi keberhasilan komunikasi visual, diantaranya:
a. Olah huruf / type design.
b. Mendesain font / typeface.
c. Diferensiasi: artinya huruf yang dipilih hendaknya mempunyai nilai (value) beda dengan kelaziman yang ada. Karena komunikasi visual berhubungan erat dengan mata, maka jika dalam penggunaan huruf tidak berkesan terlebih monoton, tidak menarik, banyak / sering digunakan dan ditemui oleh semua orang, maka secara tidak langsung huruf tersebut telah membuat mata pemerhati (komunikan) tidak tertarik. Diferensiasi sangatlah luas cakupannya bisa meliputi jenis huruf, ukuran huruf dan pola huruf (bold, italic, atau underline).
d. Warna (color): Warna merupakan unsur penting dalam obyek desain. Karena dengan warna orang bisa menampilkan identitas, menyampaikan pesan atau membedakan sifat dari bentuk-bentuk bentuk visual secara jelas.
Penting sekali yang harus diperhatikan agar mata pemerhati (komunikan) mudah “tercuri” pada pandangan pertama (first sight) untuk melirik karya kita adalah warna dari huruf tersebut, biasanya warna yang cerah lebih menarik perhatian mata dari pada warna huruf biasa-biasa dan standar
e. Size (ukuran): ) Ukuran adalah unsur lain dalam desain yang mendefinisikan besar kecilnya suatu obyek. Dengan menggunakan unsur ini Anda dapat menciptakan kontras dan penekanan (emphasis) pada obyek desain anda sehingga orang akan tahu mana yang akan dilihat atau dibaca terlebih dahulu.
Penting untuk diperhatikan bahwa ukuran sebuah huruf menentukan persepsi seseorang terhadap komunikasi yang dijalankan oleh seorang komunikastor. Biasanya huruf yang menonjol (ukurannya) dan lebih besar dari pada biasanya akan membuat perhatian lebih fokus pemerhati (komunikan). Namun yang perlu dicatat adalah ukuran ini jangan sampai memakan seluruh atau sebagian dari ruang, jadi sewajarnya dengan penentuan ukuran dari huruf.
f. Tekstur (Texture) Tekstur adalah tampilan permukaan (corak) dari suatu benda yang dapat dinilai dengan cara dilihat atau diraba. Yang pada prakteknya, tekstur sering dikategorikan sebagai corak dari suatu permukaan benda, misalnya permukaan karpet, baju, kulit kayu, dan lain sebagainya.
Alasan saya menambahkan keenam aspek diatas termasuk pada aspek yang mempengaruhi keberhasilan komunikasi visual, sebab pada dasarnya komunikasi visual itu berkaitan erat dengan mata, artinya apa yang dilihat menjadi apa yang didapat. Biasanya pandangan pertama menjadi modal untuk melanjutkannya ke jenjang yang lebih dalam.
Namun yang harus lebih diperhatikan dalam penggunaan huruf adalah bagaimana kita lebih mempertimbangkan aspek keterbatsaan ruang dan rubrik (readibility) oleh karena peranan pertimbangan dan saran dalam menggunakan huruf jangan pernah diacuhkan.
2. Dapatkah anda membedakan cakupan komunikasi grafis sebagai bagian aplikasi terapan dari wilayah seni murni?
Jawab:
Yang membedakan cakupan grafis sebagai bagian aplikasi terapan dari wilayah seni murni, adalah bahwa komunikasi grafis itu bukanlah termasuk pada seni murni. Tetapi yang termasuk pada seni murni adalah desain grafisnya.
Sebab Seni murni pada dasarnya menekankan pada ungkapan pikiran dan perasaan, meliputi seni lukis, seni patung, dan seni grafis. Tegasnya untuk aplikasi terapan wilayah seni murni untuk komunikasi grafis adalah desain grafisnya, artinya segala hal yang tercetak baik berupa goresan, gambar dan tulisan yang mana dalam hal ini dalam bidang percetakan merupakan bagian dari aplikasi desain grafis dari wilayah seni murni.
Hal ini perkuat oleh Pakar Komunikasi Grafis Suyanto bahwa desain grafis didefinisikan sebagai " aplikasi dari keterampilan seni murni dan komunikasi untuk kebutuhan bisnis dan industri". Aplikasi-aplikasi ini dapat meliputi periklanan dan penjualan produk, menciptakan identitas visual untuk institusi, produk dan perusahaan, dan lingkungan grafis, desain informasi, dan secara visual menyempurnakan pesan dalam publikasi.
3. Bahasan komunikasi visual bertumpu pada tiga komponen dasar komunikasi. Dapatkah anda menyebutkannya? Berikan penjelasannya!
Jawab:
Bahasan komunikasi visual bertumpu pada tiga komponen dasar komunikasi, yang mana tiga komponen dasar komunikasi diantaranya:
a. Pesan (Messages) yaiut apa yang dikomunikasikan oleh sumber (komunikator)kepada penerima (komunikan) . Pesan (Message) itu disampaikan atau dibawa melalui suatu media atau saluran baik secara langsung maupun tidak langsung.
Agar komunikasi berlangsung dengan baik, pesan yang merupakan signal perangsang bagi seorang penerima (komunikas), hasru dikirim dan diterima. Pesan-pesan tersebut dapat berupa hal yang didengar, dilihat, dirsakan, dibaui atau gabungan dari hal-hal tersbeut. Namun untuk komunikasi visual pastinya bertumpu pada apa yang dilihat. Pesan merupakan seperangkat simbol verbal dan/atau nonverbal yang mewakili perasaan, nilai, gagasan atau maksud dari sumber (komunikator) Pesan visual harus kreatif (asli, inovatif dan lancar), komunikatif, efisien dan efektif, sekaligus indah/estetis..
Komunikator (sender) yang mempunyai maksud berkomunikasi dengan orang lain mengirimkan suatu pesan kepada orang yang dimaksud. Pesan yang disampaikan itu bisa berupa informasi dalam bentuk bahasa ataupun lewat simbol-simbol yang bisa dimengerti kedua pihak.
3. Komunikan (receiver) menerima pesan yang disampaikan dan menerjemahkan isi pesan yang diterimanya ke dalam bahasa yang dimengerti kedua pihak.
4. Komunikan (receiver) memberikan umpan balik (feedback) atau tanggapan atas pesan yang dikirimkan kepadanya, apakah dia mengerti atau memahami pesan yang dimaksud oleh si pengirim.
4. Deskripsikan pengetahuan anda tentang apa itu komunikasi grafis dan komunikasi visual, bagaimana kaitan keduanya?
Jawab:
Komunikasi visual adalah ilmu yang mempelajari konsep komunikasi dan ungkapan kreatif, teknik dan media untuk menyampaikan pesan dan gagasan secara kasat mata. Komunikasi visual berbicara tentang bahasa gerak, gambar yang dinamis (bergerak) dan gambar 3D (tiga dimensi). Selain itu, komunikasi visual digunakan dengan tujuan agar menarik (estetika), memmudahkan pengertian, dan membuat kesan / pencitraan. Komunikasi visual merupakan payung dari berbagai kegiatan komunikasi yang menggunakan unsur rupa (visual) pada berbagai media: percetakan / grafika, luar ruang (marka grafis, papan reklame), televisi, film/video, internet dll, dua dimensi maupun tiga dimensi, baik yang statis maupun bergerak (time based).
Sedangkan Komunikasi Grafis merupakan bagian dari Komunikasi Visual dalam lingkup statis, dua dimensi, dan umumnya berhubungan dengan percetakan / grafika. Dalam lingkup terminologi ini standar kompetensi Komunikasi Grafis dibuat. Komunikasi Grafis adalah pekerjaan dalam bidang komunikasi visual yang berhubungan dengan grafika (cetakan) dan/atau pada bidang dua dimensi dan statis (tidak bergerak dan bukan time-based images).
Bila didefenisikan maka, komunikasi grafis adalah segala aspek pernyataan manusia secara tertulis, tergambar dan tercetak mencakup penggunaan lambang huruf dan lambang gambar. Dalam ruang lingkupnya, komunikasi grafis mencakup informasi, publikasi dan promosi. Bidang profesi Komunikasi Grafis meliputi kegiatan penunjang dalam kegiatan penerbitan (publishing house), media massa cetak koran dan majalah, periklanan (advertising), dan biro grafis (graphic house, graphic boutique, production house). Selain itu komunikasi grafis juga menjadi penunjang pada industri non-komunikasi (lembaga swasta / pemerintah, pariwisata, hotel, pabrik / manufaktur, usaha dagang) sebagai inhouse graphics di departemen promosi ataupun tenaga grafis pada departemen public relation perusahaan.
Apa kaitan / hubungan antara komunikasi visual dan grafis. Ada beberapa hubungan antara komunikasi visual dan komunikasi grafis, diantaranya:
• Komunikasi visual merupakan perluasan dari komunikasi grafis, dengan kata lain komunikasi visual adalah komunikasi grafis yang diperluas.
• Komunikas grafis dan komunikasi visual sama-sama melibatkan teknologi sebagai
• Komunikasi grafis/ visual dapat diartikan sebagai proses penyampaian lambang-lambang yang mengandung pengertian tertentu oleh seseorang kepada orang lain melalui media cetak (printed material), media luar ruang (outdoor), media elektronik (electronic), tempat pajang (display), dan Barang-barang kenangan (special offer).
• Perrkembangan komunikasi grafis dan komunikasi visual didasarkan atas sejauh mana proses kreatif manusia.
5. Bagaimana argumentasi anda perihal bentuk (form) dan isi (content) dalam kajian komunikasi grafis/visual?
Jawab:
Bentuk adalah segala hal yang memiliki diameter tinggi dan lebar. Bentuk dasar yang dikenal orang adalah kotak (rectangle), lingkaran (circle), dan segitiga (triangle). Sementara pada kategori sifatnya, bentuk dapat dikategorikan menjadi tiga, yaitu:
2.1) Huruf (Character) : yang direpresentasikan dalam bentuk visual yang dapat digunakan untuk membentuk tulisan sebagai wakil dari bahasa verbal dengan bentuk visual langsung, seperti A, B, C, dsb.
2.2) Simbol (Symbol) : yang direpresentasikan dalam bentuk visual yang mewakili bentuk benda secara sederhana dan dapat dipahami secara umum sebagai simbol atau lambang untuk menggambarkan suatu bentuk benda nyata, misalnya gambar orang, bintang, matahari dalam bentuk sederhana (simbol), bukan dalam bentuk nyata (dengan detail).
2.3) Bentuk Nyata (Form) : bentuk ini betul-betul mencerminkan kondisi fisik dari suatu obyek. Seperti gambar manusia secara detil, hewan atau benda lainnya.
Dalam kajian komunikasi grafis/visual ada beberap hal yang perlu diperhatikan dalam kaitannya dengan bentuk (form) dan isi (content), yaitu komposisi atau gabungan unsur prinsip dari grafis agar mempunyai kesatuan yang padu antara fungsi rasional, emosional yang membentuk keindahan yang fungsional.
Yang harus diperhatikan adalah form follow function yang meliputi:
o Formal = ukuran fisik, style.
o Frame = bingkai perangkaian isi
o Fungsi = menyangkut analisis masalah dan upaya pemecahan masalah.
Pakar llmu komunikasi Harold Erams memberikan pendapat berkaitan dengan hal ini bahwa fungsi hubungan pengkajian isi dengan criteria visual adalah isi menyangkut judul teks foto yang disajikan secara jelas dan ekonomis, mudah terbaca dan penggunaan efektif dari ruang terbatas, dalam menggunakan huruf factor keterbacaan sangat penting.
6. Jika mengharapkan hasil yang lebih efektif berdasarkan konsep asosiasi pada penggunaan unsur garafis, bagaimana rencana pilihan anda pada penggunaan (rupa) garis dan (corak) warna untuk kesan (style) luwes, dinamis dan cerah, ceria?
Jawab:
Pilihan pada garis agar agar mempunyai kesan luwes dan dinamis, maka diharapkan memilih garis yang:
• Tegas (tidak terputus-putus), kenapa? Sebab garis yang terputus-putus mempunyai kesan keraguan dalam pembuatan sesuatu.
• Mempunyai bentuk yang variatif, tujuannya agar menarik. Misalnya dalam penggunaan garis tidak semata menggunakan garis lurus saja, tetapi sesekali menggunakan garis lengkung, garis yang membentuk suatu bangun runag dan membentuk suatu dimensi.
• Fleksibel. Maksudnya agar garis ditampilkan tidak itu-itu saja atau monoton dan memliki ruang gerak yang luas. Dengan demikian, diharapkan kreatifitas akan bannyak mengalir.
Selanjutnya pada warna agar mempunyai kesan cerah dan ceria, maka diharapkan pemilihan warna yang:
• Memiliki karakter kuat. Artinya warna yang digunakan memiliki karakter kuat yang berhubungan dengan kesan/ pencitraan yang ingin ditampilkan.
• Sederhana tetapi tidak terlalu mencolok dan cerah. Maksudnya warna yang sederhana yang dipilih hendaknya menimbulkan kesan elegan, tidak berlebihan, rapi, santai, dan luwes.
• Menarik. Diartikan sebagai warna yang padu, harmonis dan terang. Warna yang satu dengan lainnya harus apat dipasangkan sehingga mempunyai kesan padu dan tidak overlapping. Sarannya adalah hendaknya warna terang dipakai lebih banyak dari warna gelap.
7. Ceritakan mengenai peranan dan posisi anda ketika bekerja bersama saat mengerjakan projek/tugas kelompok, bagaimana proses kerjanya?
Jawab:
A. Latar belakang.
Pada awalnya pertama kali yang kami lakukan setelah terbentuknya kelompok dalam kerja kelompok untuk mengerjakan projek yang diberikan oleh bapak adalah bermusyawarah untuk pembagian job atau dikenal dengan job description. Saya kebetulan dipercaya menjadi ketua kelompok.
Yang terbesit pertama kali untuk proyek ini adalah kami mengunjungi ke percetakan “Percikan Iman” sebab kebetulan salah satu anggota dari kelompok kami adalah kru yang ada disana. Tapi kami tidak langsung begitu saja menetapkan pilihan sebelum bermusyawarah.
Akhirnya setelah bermusyawarah kami (Oki, Ramdan, Nurdiane, M Ruslan, Tammy Sundari, Novi Z, Nisa Nurhabibah, Santi Nursyamsiah) menetapkan tempat di CNG sebuah house production yang bergerak pada video wedding party. Pertimbangannya pertama, Letaknya yang tidak jauh yaitu di depan kampus. Kedua, teman kami kebetulan sudah mengenal betul dan merupakan pelanggan. Ketiga, yang mengelola adalah mahasiswa-mahasiswa dari Universitas Widyatam a jurusan Desain Grafis. Pertimbangan itulah yang memantapkan pilihan kami ke sana.
B. Proses Kerja.
Waktu yang sebulan yang diberikan untuk melakukan observasi merupakan waktu yang sebentar terlebih kesibukan yang dipenuhi oleh tugas-tugas mata kuliah yang lain dan aktifitas-aktifitas diluar kuliah membuat kami bergerak cepat.
Kami langsung pergi ke GNG untuk melakukan observasi, disini akan kami uraikan rangkain frekuensi observasi beserta tugas-tugas dan orang-orang yang observasi.
1. Observasi pertama: ngobrol-ngobrol dengan kru-kru yang ada didalam house production dalam rangka mencairkan suasana agar terbangun keakraban yang sekaligus memberitahukan niatan kami untuk melakukan obseravsi ke rumah produksi yang bersangkutan untuk tugas yang diberikan oleh bapak jalaludin pada mata kuliah komunikasi visual grafis.
Alhamdulilah tanggapan dari pihak perusahaan menyambut baik, selain sebagai ajang promosi yang bisa dibilang Cuma-Cuma juga dalam rangka berbagi ilmu.
Ternyata niatan kami observasi ke GNG sangat tepat sekali,. Sebab ruang gerak dari GNG sendiri tak lepas dari komuniaksi visual dan komunikasi grafis
2. Observasi kedua: sebelum observasi kedua kami kembali bermusyawarah untuk membuat konsepan tugas yang akan kita buat. Sempat terjadi beberapa perdebatan dan adu wacana tentang hasil yang akan dicapai dari tugas ini. Ada yang mengatakan cukup saja kita buat makalah biasa yang mana isinya bagaimana proses pembuatan sebuah video wedding party. Tapi ada juga pendapat yang mengatakan bagaimana jika kita buat sebuah CD tutorial saja, selian lebih praktis juga mungkin akan lebih wah…sebab teman-teman yang lain akan berupa makalah (pikiran kami waktu itu..)
Akhirnya kami sepakat untuk membuat sebuah CD tutorial tentang poses pembuatan video. Setelah kami datang ke sana, ternyata kru dari GNG menyambut baik sekali ide tersebut.
Namun yang jadi permasalaha adalah bagaimana proses pembuatannya, apakah sepenuhnya oleh kru atau sebaliknya oleh kami seleuruhnya.
Ah kami sadar untuk opsi yang kedua rasanya belum sanggup selain memang ilmu yang kami miliki terbatas juga mungkin tugas ini bukanlah sebuah percobaan.
Maka terpilihlah opsi yang kedua tapi dengan catatan adalah dalam pembuatannya diikut sertakan setiap dari kami, tujuannya adalah agar kami bisa melihat langsung bagaimana proses pembuatanya juga menambah ilmu kami. Walaupun hanya sebagai “penonton setia” tapi kami sedikit-sedikit bisa mengerti.
3. Observasi yang ketiga: ternyata setelah bermusyawarah dengan pihak GNG dalam pembuatan CD Tutorial tersebut membutuhkan sebuah biaya yang cukup besar, alasannya pertama, memang mereka bekerja secara team, jadi dari pembuatan CD Tutorial tersebut tidak oleh satu orang, bagi yang kompeten dibidang animasi dia menggarapa animasi, bagi yang ahli dibidang fotoshop maka pekerjaannya berkisar pada fotoshop, disini logikanya adalah bahwa mereka bekerja tidak secara gratisan sukarelawan tetapi harus ada uang buat kopi-kopimah (katanya…). Kedua, dari segi hasil merupakan kualitas pasar, jadi pembuatan CD ini memang bukanlah main-main oleh team GNG dibuat seindah mungkin supaya yang menggunakan program ini bisa mengerti dengan bantuan unsur grafis yang maju.
Dengan pertimbangan itu kami pun menyutujui dengan alasan-alasan tersebut sebab pada dasarnya kami ingin melakukan yang terbaik dari yang terbaik. Adapun biayanya adalah sebesar 300 ribu. Memang pada awalnya pihak GNG memberikan cost sebesar 500 ribu, wah kami sempat kaget juga tapi setelah dinego, digoyang sana-sini dengan wajah memelas ala mahasiswa akhirnya kami sepakat dengan harga 300 ribu.
Selama bebarapa hari pengerjaannya, komunikasi dan konsultasi kami dengan pihak GNG tidak pernah terputus, kami tidak ingin mempunyai istilah “membeli kucing dalam karung” atau kami membeli sesuatu dan kami tidak tahu betul apa yang ada di dalamnya. Begitu juga dalam observasi ini, selama proses pengerjaan observasi secara personal tetap berjalan, sambil ngobrol-ngobrol sejauh mana perkembangan dan proses pengerjaannya.
Sampai akhirnya selesai pembuatannya. Kami sedikit lega, karena sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Akhirnya kami mendapatkan giliran pertama untuk observasi. Walaupun jujr saja saya merasa sedikit kesal kepada teman-teman sekolompok, waktu observasi mereka tidak mempunyai keberanian untuk mempresentasikan, jadi hanya saya yang ke depan dan di introgasi oleh teman-teman dan bapak sendiri. He…he…
Mungkin segitu saja, jalan atau proses observasi kami. Walaupun hanya melakukan observasi yang resmi hanya tiga kali, sebenarnya observasi secara personal lebih sering. Saya mengartikan resmi itu ketika obsevasi dihadiri dan dikunjungi bersama-sama seluruh kelompok.
Satu hal yang saya catat dari observasi ini adalah bahwa perjuangan materi yang besar mudah-mudahan menjadi satu catatan titik awal kami belajar, sebab kami yakin bahwa harag yang kami keluarkan itu tidak sebanding dengan besarnya ilmu yang ada didalamnya. Semoga saja CD tersebut selain untuk kalanganj sendiri (kelompok kami) juga dapat memberikan banyak manfaat bagi yang membutuhkan. Tidak usah bayar. Kami ikhlas.
10/07/2007
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
2 comments:
helo bang.... tlisannya bermnfaat bnget tuch..
low bleh nanya..... aplikasi dari komvis & deskomvis tuch sama atau ada perbedaan antara keduanya?
gw bingung ne. trus tntang ciri-cirinya jg tuch? kbtulan sya bru bnget di dunia maya,,
low bleh posting sni ja bang.
http://www.belajar-untuk-bisa.blogspot.com
hatur nuhun kang oky anu kasep anu bageur
Posting Komentar