Raimund Adalah Seorang Pemikir yang menguasai banyak bidang; sejrah, kesusatraan, psikologi, polirik dan filsafat. The Logic of Scientific Discovery menjadikannya terkenal sebagai seorang filusuf. Ia banyak berhubungan dengan anggota-angota lingkaran pena dan melontarkan banyak mengkritisi persoalan metode induktif yang berdasarkan fakta. Ia mempertanyakan berapa pun jumlah fakta yang di kumpulkan tidak dapat menjamin sebagai sebuah kebenaran umum. Menurut Poper suatu teori dikategorikan ilmiah tidak cukup dengan adanya pembuktian, tetapi ia harus dapat diuji (testable).
Jika teori tersebut tidak lolos dari ujian maka teori tersebut tidak benar dan harus diganti dengan teori yang lebih tepat. Sebaliknya, jika teori tersebut bertahan dalam ujian maka kebenarannya ilmiahnya akan semakin kokoh dan terpecaya
Sesuai dengan pemikiran Popper diatas, sebuah epistemologi penemuan ilmiah yang logis harus diteliti dengan menggunakan sebuah teori metode ilmiah. Teori metode ilmiah menggunakan hubungan analisis logis murni diantara pernyataan-pernyataan ilmiah.
Kemudian memilih metode-metode dengan menentukan cara yang tepat dimana pernyataan-pernyataan ilmiah dapat sesuai dengan teori metode ilmiah. Keputusan-keputusan yang kita pilih tadi akan sangat bergantung kepada sejumlah tujuan yang mungkin kita pilih. Keputusan yang kita ambil bertujuan untuk menetapkan hukum-hukum yang tepat yang disebut Poper sebagai “sebuah metode empirik". Menurut Popper, metode empirik ini sangat berkaitan erat dengan kriteria demakrasi. Dimana Popper juga mengajukannya untuk menggunakan sebagai aturan-aturan untuk menetukan ketahanan daya uji pernyataan ilmiah, yang disebut juga sebagai falsifiabiti.
Kenapa Pernyataan-Pernyataan Tentang Methodologi Sangat Dibutuhkan?
Apakah aturan-aturan metode ilmiah, dan mengapa kita membutuhkannya?
Apakah teori aturan-aturan diatas dapat menjadi sebagai sebuah metodologi?
Sebuah cara yang salah satunya dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan
diatas, akan dengan leluasa tergantung kepada sikap seseorang terhadap ilmu pengetahuan. Mereka yang condong ke aliran positivisme, akan melihat bahwa ilmu pengetahuan empirik sebagai sebuah sitem pernyataan yang dapat mencukupi ukuran-ukuran logis.
Seperti penuh arti atau verifiability, yang akan memberikan sebuah jawaban. Namun jawaban yang berbeda akan dilontarkan oleh mereka yang memandang perbedaan karakteristik dari pernyataan empirik sebagai kelemahan mereka yang harus direvisi/diperbaiki.
Dalam kenyataannya mereka dapat dikritisi dan digantikan dengan sesuatu yang baik lainnya; dan mereka yang menghargainya sebagai tugas mereka untuk menganalisis kemampuan karakterisitik keilmuan untuk dikembangkan. Dan juga untuk menganalisis tingkatan karakteristik dimana sebuah pilihan dibentuk. Dalam kasus-kasus krusial yang terjadi antara pertentangan system teori.
Poper sangat mengakuti bahwa ada sebuah kebutuhan untuk suatu teori anilisa logis. Untuk sebuah analisa yang tidak memperhatikan bagaimana teori-teori tersebut berubah dan berkembang. Akan tetapi analisa macam ini tidak menerangkan aspek yang menyangkut ilmu pengetahuan empirik yang diakui
Popper sebagai seseuatu yang harus mendapatkan hadiah (penghargaan)yang tinggi. Sistem lain seperti ilmu mesin klasik akan menjadi ilmiah dalam beberapa tingkatan yang kamu inginkan; namun mereka yang menegakannya secara dogmatis dan menyakininya. Barangkali, itulah bentuk usaha mereka untuk mempertahankan sebuah sistem yang sukses untuk menyerang para penganut kritisime sepanjang tidak dapat dibuktikan dengan penuh keyakinan. Mengadopsi sebuah kebalikan dari sikap kiritis dalam pandangan Popper adalah sebagai sesuatu yang tepat bagi seorang ilmuwan.
Dalam kenyataannya, tidak ada bukti teori yang meyakinkan yang pernah dihasilkan.untuk itu mungkin untuk dikatakan bahwa hasil-hasil percobaan dapat dipercaya. Atau pertentangan-pertentangan yang dinyatakan untuk ada diantara hasil-hasil percobaan dan teori hanya akan muncul dan hilang seiring dengan kemajuan pemahaman kita. (Dalam usaha menyerang Einsteins, kedua argumen tersebut sering digunakan untuk mnedukung mekanika Newton dan pendapat serupa belimpah-limpah dalam bidang ilmu social.) Proper mengatakan bahwa apabila kamu menuntut sebuah bukti yang sempurna atau penyangkalan yang sempurna pada ilmu pengetahuan empirik, kamu tidak akan pernah mendapatkan manfaat dari percobaan tersebut, dan tidak akan pernah dapat belajar bahwa betapa salahnya/keliru kamu.
Dengan demikian Propper menggolongkan ilmu pengetahuan empirik menjadi struktur formal dan struktur logis dari statemen-statemennya. Kita tidak akan bisa untuk mengeluarkan bentuk kebalikan dari metapisika yang dihasilkan dari pengangkatan suatu teori ilmiah yang telah usang kedalam sebuah kebenaran yang tidak dapat dipertentangkan lagi.
Propper mengusulkan bahwa ilmu pengetahuan empirik harus digolongkan dengan menggunkan sebuah metode yaitu dengan cara kita menghadapkannya dengan sebuah sistem ilmiah. Dengan sistem ilmiah tersebut kita dapa mengetahui dengan sistem apakah kita bekerja dan apakah yang dapat kita lakukan dengan sistem-sistem ilmiah tadi. Itulah beberapa aturan yang hendak ditetapkan oleh Popper yang akan membimbing para ilmuwan ketika mereka sibuk dalam riset atau penemuan mereka. Maka dengan arti demikian kita dapat mengerti.
Pendekatan Naturalistik Terhadap Teori Metode
Sebuah sindiran yang kemukakan oleh Popper pada bagian yang lalu sebagai perbedaan yang mendalam antara posisi Popper dan posisi para penganut aliran positivis yang membutuhkan beberapa amplikasi.
Para penganut aliran positivis mereka tidak menyukai sebuah gagasan yang dihadapkan yang hanya akan menghasilkan permasalahan yang penuh arti yang berada diluar bidang kajian ilmu pengetahuan empirik yaitu ketika masalah-masalah dihadapkan dengan teori filsafat asli.
Dia tidak menyukai sebuh gagasan yang akan menjadi sebuah teori pengetahuan yang asli, teori metodologi dan efistemology (istilah) yang asli. Dia mengharapkan untuk dapat melihat dalam permasalahan nosof dengan hanya’permasalahan bias atau hanya teka-teki saja.” Sekarang keinginan ini, yang mana dia sendiri tidakmengungankapkan sebuah keinginan atau usulan sebagai fakta pernytaan yang dapat memuaskan. Untuk sesuatu yang lebih mudah daripada mengungkap sebuah permasalahn apakah seperti “yang tidak berarti” atau “kepura-puraan” saja. Yang harus kamu lakukan adalah menentukan sebuah arti sempit kesenangan untuk sebuah arti. Dan kamu akan dibatasi untuk mengatakan pertanyaan yang menyenangkan apa saja yang mana kamu tidak menentukan makna apa saja yang terdapat didalamnya
Selain itu apabila kmau mengakui sesuatu yang penuh arti yang tidak menerima sebagai permasalahn dalam ilmu alam.
Metinya ada ajaran/ dogma, makna/arti yang sekali ditegakan adalah selalu meninggikan pertarungan mati diatas. Ajaran maka tidak akan leluasa untuk diserang. Ia telah menjadi (Dalam Wittgensteins perkataan sendiri). Sesuatu yang tidak disangkal dan pasti.
Pernyataan kontroversial apakah filosofi ada atau mempunyai hak untuk tetap ada adalah hampir sama lamanya filsafat tersebut. Berkali-kali keseluruhan pergerakan filsafat baru yang muncul pada akhirnya mengungkap permasalah-permaslahan filsafat lama sebagai permasalahan semu, yang menghadapi kebohongan dan kejahatan filsafat dengan arti yang baik dan ilmu pengetahuan positif. Empiris yang penuh makna.
Pada jaman ini selalu melakukan sebuah pertahanan dari“filsafat tradisional” yang berusaha menjelaskan kepada para pemimpin baru serangan posoitivistik. Pokok permasalahan filsafat ialah analisis kritik terhadap permohonan autoritas pengalaman, dengan tepat pengalaman tersebut dimana setiap penemuan baru positivisme berada, seperti pernah terjadi pengambilan kearaifan untuk pendanaan.
Permasalahan diatas bagaimanapunaliran postivisme hanya menjawab dengan sebuah angkatan atau mengangkat bahu. Mereka mengartikan tidak ada sesuatu terhadap dia semenjak mereka tidak memiliki ilmu pengetahuan empiris, yang dengan sendirinya penuh makna. Eksperimen atau percobaan baginya adalah sebuah program bukan sebuah masalah (kalau dikaji dengan psikologi empiris).
Saya tidak berpikir bahwa aliran positivisme memungkinakan untuk menanggapi atau menjawab berbagai macam perbedaan terhadap usaha pribadi untuk menganalisis “percobaan” yang saya tafsirkan sebagai sebuah metode ilmu pengetahuan empiris. Untuk hanya dua jenis atau bentuk pernyataan yang ada untuk menghilangkan pengulangan logis dan pernyataan-pernyataan empiris. Jika metodologi yang dipakai tidak logi/ilmiah, maka mereka akan menutupi itu harus menjadi sebuah cabang dari ilmu pengetahuan empiris-ilmu pengetahuan yang hilang dikatakan dari ahli pengetahuan prilaku dalam karyanya.
Pandangan ini, sesuai dengan metodologi yang mana sebuah ilmu pengetahuan empiris dalam perputarannya-sebuah studi tetang perilaku actual/nyata dari para ilmuan, atau tentang prosedur yang nyata dari ilmu pengetahuan yang dapat digambarkan sebagai”naturalistic/alamiah.”.
Metodologi naturalistik (terkadang dinamakan sebagai sebuah teori induktif ilmu pengetetahuan) yang mempunyai nilai bukan keragauan. Seorang mahasiswa ilmu pengetahuan logis yang hilang boleh menarik perhatian terhadapanya, dan mempelajarinya. Tetapi yang saya katakana”metodologi” tidak dapat digunakan untuk sebuah ilmu pengetahuan empiris.
Saya tidak percaya bahwa ini merupakan sesuatu yang memungkinkan untuk ditentukan dengan menggunakan metode-metode ilmu pengetahuan empiris, seperti pertanyaan kontrovesial/yang bertentangan apakah ilmu pengetahuan menggunakan sebuah prinsip induksi atau tidak. Keraguan saya bertambah ketika saya mengingnat bahwa apa yang dinamakan sebuah “ilmu pengetahuan” dan siapakah yang disebut sebgai seorang”ahli/ilmuwan” harus senantias menyisakan sebuah permasalahan dari perjanjian atau keputusan.
Saya yakin bahwa pertanyaan-pertanyaan tentang bentuk ini akan diobati dalam berbagai cara yang berbeda. Contoh, kita harus mempertimbangkan dan membandingkan dua sistem yang berbeda dari aturan. Aturan metodologi,seseorang dengan atau tanpa prinsip induksi. Kita diperbolehkan untuk menguji apakah sebuah prinsip/asas yang diperkenalkan, dapat digunakan tanpa menimbulkan ketidakkonsistenan; apakahn ia membantu kita; dan apakah kita sangat membutuhkannya.
Inilah merupakan tipe pemriksaan yang memimpin saya untuk melakukan asas induksi. Tidak karena asas diatas merupakan sebuah fakta makalah yang tidak pernah digunakan dalam ilmu pengetahuan. Tetapi menuru pemikiran saya, itu bukan sesuatu yang dibutuhkan, itu tidak dapat membantu kita; dan peristiwa tersebut memunculkan ketidak seimbangan.
Dengan demikian saya menolak pandangan naturalistik. Pandangan ini tidak bisa dikritik. Pandangan naturalistik memungkinkan jatuh untuk memperhatikan dimana pun mereka meyakini diri mereka sendiri untuk dapat menemukan sebuah fakta, mereka hanya mengusulkan sebuah kesepakatan, karena itu akan memudahkan dimasukan kedalam dogma. Kritisisme atas pandangan naturalistik digunakan tidak hanya untuk kriteria untuk makna saja, akan tetapi ide/pemikira ilmu pengetahuan. Serta adanya konsekuensi terhadap ide metode empiris.
Aturan-Aturan Metodologis Sebagai Konvensi
Aturan metodologi disini menghormati sebagi konvensi.nereka boleh jadi diuraika sebagai aturan permainan yang hilang tentang logika murni melainkan seperti hanya ketentuan-ketentuan catur, yang mana sedikit sebagai bagian dari logika murni, mengingat bahwa ketentuan logika murni memrintah perubahan pengurusan bentuk bahasa.
Hasil dari pemeriksaan dalam kententuan catur mungkin berjudul”logika catur” tetapi susah antara logika murni dan sederhana. Dengan cara yang sama hasil dari ketentuan hilang-permainan ilmu pengetahuan-ini adalah tentang penemuan ilmiah, mungkin diberi judul”logika dari penemuan ilmiah.”
Dua contoh sederhana tentang aturan metodologis.
Mereka akan sanggup untuk menunjukan bahwa dengan susah payah menempatkan suatu metode yang hilang yang tingkatannya sama sebagai pertanyaan yang logis, yaitu Permainan ilmu pengetahuan adalah pada prinsinya tanpa akhir, suatu hari ia memutuskan bahwa laporan ilmiah tidak meminta untuk tes selanjutnya, dan akhirnya mereka dapat memastikan/membuktikan suatu kebenaran, berhenti dalam permainan.
Sesekali hipotesis telah diusulkan dan diuji. Dan telah dibuktikan kebenarannya, mungkin tidak diijinkan untuk keluar tanpa alas an yang baik. Suatu alasan yang baik sebagai contoh: penggantian hipotesis oleh yang lain yang mana biasa menguji yang lebih baik atau pemalsuan hilang dari konsekuensi hipoteisis oleh yang lain yang hilang (konsep bias menguji lebih baik akan dianalisis lebih secara penuh).
Dua contoh diatas menunjukan aturan metodologi seperti yang kita lihat. Sangat jelas mereka sangat berbeda dari aturan yang pada umumnya”logis”. Walaupun mungkin kriteria logika disediakan untuk memastikan apakah bias menguji suatu statemen, pasti tidak terkait dengan pertanyaan-pertanyaan yang hilang apakah seseorang menggunakan dirinya sendiri untuk menguji.
Dalam bagian ke-6 saya mencoba untuk menggambarakan ilmu pengetahuan empiris dengan bantuan yang hilang dan ukuran falsifiabilitas yang hilang.
Tetapi saya berkewajiban untuk keadilan yang hilang dari keberatan yang pasti, saya sanggup terhadap suatu lampiran metodologis kepada definisiku.
Sama halnya sebagai catur yang digambarkan oleh aturan yang sesuai untuk itu, jadi ilmu pengetahuan empiris mungkin digambarkan oleh aturan yang sesuai untuk itu, jadi ilmu pengetahuan empiris mungkin digambarkan dengan menggunakan aturan metodologisnya. Dalam menetapkan aturan ini kita boleh menggunakan secara sistematik.
Pertama suatu aturan tertinggi di letakkan dan dilayani dengan baik dari standar untuk memutuskan diatas aturan yang sisa, dan yang mana suatu jenis aturan yang lebih tinggi. Aturan itu dikatakan aturan lain yang hilang tentang prosedur ilmiah harus dirancang sedemikian rupa sehingga mereka tidak dilindungi statemen manapun dalam melawan terhadap pemalsuan ilmu pengetahuan.
Aturan metodologi begitu lekat dihubungkan kedua-duanya dengan aturan metodologiyang lain dengan batas ukuran. Tetapi hubungan bukanlah suatu yang logis atau mengurangi. Itu menyebabkan, lebih baik, dari fakta yang hilang bahwa aturan di bangun dengan tidak ada tujuan applicabilitas yang pasti tentang batas ukuran.
Dengan begitu penerimaan dan perumusan mereka berproses/ berjalan menurut suatu aturan praktis tentang suatu jenis lebih tinggi sebagai contoh ini telah menjadi aturan diatas; teori yang kita tidak memutuskan untuk mengalahkan tes manapun akan tidak lagi falsifiable. Itu adalah hubungan sistematis antara aturan yang membuatnya untuk berbicara tentang teori metode.
Teori ini mengizinkan pernyataan resmi dari teori ini, sebagai contoh pertunjukan, terus terang kebanyakan bagian konvensi terhadap suatu yang nyata. Kebenaran dalam lingkungan tidak diharapkan dari metodologi. Meskipun demikian mungkin dapat membantu dalam banyak kesempatan untuk memperjelas situasi logis, dan bahkan untuk memecahkan beberapa permasalahan yang sudah luas sampai sekarang terbukti sangat sulit/keras kepala. Salah satu dari ini sebagai contoh permasalahan hilang dalam memutuskan apakah sesuatu kemungkinan harus diterima atau ditolak.
Itu sudah sering meragukan apakah hilang berbagai permasalahan teori pengetahuan dalam hubungan sistematis untuk satu sama lain, dan juga apakah mereka dapat diperlakukan secara sistematis. Saya berharap untuk menunjukan buku ini bahwa keragu-raguan tidak pada tempatnya. Titik menjadi beberapa arti penting. Alasannya menjadi satu-satunya untuk mungusulkan batas ukuran dengan penuh keberhasilan; bahwa banyak sekali poin-poin dapat diperjelas dan diterangkan dengan bantuannya.
Deifnisi dogma hanya akan hilang kesimpulan menarik dari dapat diusahakan pngertian yang mendalam, kata Mcngr. Ini adalah benar untuk penjelasan konsep pengetahuan yang hilang. Itu adalah konsekuensi dari definisi tentang ilmu pengetahuan empiris. Itu adalah metodologi yang hilang yang tergantung pada definisi ini. Ilmuwan yang hilang akan mampu untuk menyesuaikan diri terhadap intuitifnya gagasan untuk keberhasilan usahanya.
Ahli filsafat akan menerima definisiku sebagai suatau yang bermanfaat jika dia dapat menerima konsekuensinya. Yang memungkinkan kita untuk mendeteksi pertentangan dan kekurangan dalam teori pengetahuan yang lebih tua, dan untuk melacak kembali asumsi pokok yang hilang dan konvensi untuk mereka yang bersemi.
Tapi kita harus pula mencukupi saran atau usulan kiota sendiri tidaklah diancam kesulitan. Metode ini mendeteksi pertentangan pemecahan yang diterapkan dalam ilmu pengetahuan sendiri. Tetapi arti penting dalam ilmu pengetahuan yang hilang. Itui adalah metode ini, konvesi metodologi dibenarkan mungkin membuktikan nilai mereka.
Apakah para ahli filsafat menyelidi metodologi sebagai bagian dari filsafat. Saya takut,dan sangat ragu, tetapi tidak benar-benar dapat memberi arti banyak. Namun, mungkin saja berharga dalam hubungan ini yang tidak sedikit doktrinnya adalaha metafisis, dan begitu juga filsafat, akan bias ditafsirkan sebagai ciri hipotesisasi pada aturan metodologi, sebab contoh dalam bentuk “prinsip sebab akibat” yang akan di bahas pada bagian berikutnya.
Karena kebuthan objektifitas ilmiah dapat ditafsirkan sebagai aturan metodologi: aturan yang mungkin hanya diperkenalkan statemen dalam ilmu pengetahuan sebagai intersubjektif yang bias menguji. Itu tentu saja akan menjadi bias dikatakan bahwa mayorits permasalah dari teori filosofi. Dan ini merupakan pembahasan menarik yang dapat ditafsirkan dalam metode.
RANGKUMAN
Karel Raimund Adalah Seorang Pemikir yang menguasai banyak bidang; sejrah, kesusatraan, psikologi, polirik dan filsafat. The Logic of Scientific Discovery menjadikannya terkenal sebagai seorang filusuf. Ia banyak berhubungan dengan anggota-angota lingkaran pena dan melontarkan banyak mengkritisi persoalan metode induktif yang berdasarkan fakta. Ia mempertanyakan berapa pun jumlah fakta yang di kumpulkan tidak dapat menjamin sebagai sebuah kebenaran umum.
Menurut Poper suatu teori dikategorikan ilmiah tidak cukup dengan adanya pembuktian, tetapi ia harus dapat diuji (testable). Jika teori tersebut tidak lolos dari ujian maka teori tersebut tidak benar dan harus diganti dengan teori yang lebih tepat. Sebaliknya, jika teori tersebut bertahan dalam ujian maka kebenarannya ilmiahnya akan semakin kokoh dan terpecaya
Sesuai dengan pemikiran Popper diatas, sebuah epistemologi penemuan ilmiah yang logis harus diteliti dengan menggunakan sebuah teori metode ilmiah. Teori metode ilmiah menggunakan hubungan analisis logis murni diantara pernyataan-pernyataan ilmiah.
Kemudian memilih metode-metode dengan menentukan cara yang tepat dimana pernyataan-pernyataan ilmiah dapat sesuai dengan teori metode ilmiah. Keputusan-keputusan yang kita pilih tadi akan sangat bergantung kepada sejumlah tujuan yang mungkin kita pilih. Keputusan yang kita ambil bertujuan untuk menetapkan hukum-hukum yang tepat yang disebut Poper sebagai “sebuah metode empirik".
Menurut Popper, metode empirik ini sangat berkaitan erat dengan kriteria demakrasi. Dimana Popper juga mengajukannya untuk menggunakan sebagai aturan-aturan untuk menetukan ketahanan daya uji pernyataan ilmiah, yang disebut juga sebagai falsifiabiti.
Apakah aturan-aturan metode ilmiah, dan mengapa kita membutuhkannya? Apakah teori aturan-aturan diatas dapat menjadi sebagai sebuah metodologi?
Sebuah cara yang salah satunya dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan diatas, akan dengan leluasa tergantung kepada sikap seseorang terhadap ilmu pengetahuan. Mereka yang condong ke aliran positivisme, akan melihat bahwa ilmu pengetahuan empirik sebagai sebuah sitem pernyataan yang dapat mencukupi ukuran-ukuran logis. Seperti penuh arti atau verifiability, yang akan memberikan sebuah jawaban.
Namun jawaban yang berbeda akan dilontarkan oleh mereka yang memandang perbedaan karakteristik dari pernyataan empirik sebagai kelemahan mereka yang harus direvisi/diperbaiki. Dalam kenyataannya mereka dapat dikritisi dan digantikan dengan sesuatu yang baik lainnya; dan mereka yang menghargainya sebagai tugas mereka untuk menganalisis kemampuan karakterisitik keilmuan untuk dikembangkan. Dan juga untuk menganalisis tingkatan karakteristik dimana sebuah pilihan dibentuk. Dalam kasus-kasus krusial yang terjadi antara pertentangan system teori.
Poper sangat mengakuti bahwa ada sebuah kebutuhan untuk suatu teori anilisa logis. Untuk sebuah analisa yang tidak memperhatikan bagaimana teori-teori tersebut berubah dan berkembang. Akan tetapi analisa macam ini tidak menerangkan aspek yang menyangkut ilmu pengetahuan empirik yang diakui Popper sebagai seseuatu yang harus mendapatkan hadiah (penghargaan)yang tinggi. Sistem lain seperti ilmu mesin klasik akan menjadi ilmiah dalam beberapa tingkatan yang kamu inginkan; namun mereka yang menegakannya secara dogmatis dan menyakininya.
Barangkali, itulah bentuk usaha mereka untuk mempertahankan sebuah sistem yang sukses untuk menyerang para penganut kritisime sepanjang tidak dapat dibuktikan dengan penuh keyakinan. Mengadopsi sebuah kebalikan dari sikap kiritis dalam pandangan Popper adalah sebagai sesuatu yang tepat bagi seorang ilmuwan.
Dalam kenyataannya, tidak ada bukti teori yang meyakinkan yang pernah dihasilkan.untuk itu mungkin untuk dikatakan bahwa hasil-hasil percobaan dapat dipercaya. Atau pertentangan-pertentangan yang dinyatakan untuk ada diantara hasil-hasil percobaan dan teori hanya akan muncul dan hilang seiring dengan kemajuan pemahaman kita. (Dalam usaha menyerang Einsteins, kedua argumen tersebut sering digunakan untuk mnedukung mekanika Newton dan pendapat serupa belimpah-limpah dalam bidang ilmu social.) Proper mengatakan bahwa apabila kamu menuntut sebuah bukti yang sempurna atau penyangkalan yang sempurna pada ilmu pengetahuan empirik, kamu tidak akan pernah mendapatkan manfaat dari percobaan tersebut, dan tidak akan pernah dapat belajar bahwa betapa salahnya/keliru kamu.
TANGGAPAN PENULIS
Permasalahan teori metode ilmiah mendapatkan perhatian dari Popper sebagai tanggapan atas teori induksi. Teori induksi lebih menekankan pengumpulan fakta-fakta yang digunkan untuk membentuk sebuah kebenran ilmiah yang dapat di akui secara umum. Namun, berbeda halnya dengan tanggapanb popper bahwa ia harus terlebih dahulu diuji ketahannya dengan serangakaian ujian keilmiahan. Ujian yang diajukan Popper bertujuan untuk meningkatan kwalitas dari suatu teori metode ilmu pengetahuan. Keberhasilan teori setelah melewati ujian diatas tadi akan menjadikan teori tersebut layak diakui sebagai kebenaran umum.
Teori yang telah teruji akan menjadi pondasi dasar bagi para ilmuwan dan peneliti untuk mengadakan riset dan penelitian ilmiah mereka.
Penemuan ilmiah yang logis harus dapat diuji dengan menggunakn teori metode ilmiah yang murni. Diawali dengan memilih metode yang cocok untuk mengadakan riset dan penelitian ilmiah.Kemudian dilanjutkan dengan penentuan tujuan akhir yang ingin dicapai dari riset dan penelitian tersebut.
Sudah menjadi sebuah keharusan dalam penelitian dan riset adanya pembuktian fakta-fakta yang dapat menjadi dan menigkatan kwalitas hasil penelitian tersebut. Tidak hanya harus terjebak dalam metode-metode penelitian yang harus dipilih terlalu lama. Yang hanya akan memperlambat suatu proses peneltian. Diharapakan dengan adanya ketelitian metode dapat menghasilkan penemuan ilmiah yang berharga. Dan dapat memudahkan peneliti dalam bekerja.
0 comments:
Posting Komentar