07/01/2007

Sesudah kesulitan pasti ada kebahagiaan.

Tuhan tidak pernah melihat pada keadaan dan apa yang manusia miliki. Walaupuan serba kekurangan dengan apa yang dikarunia tetapi manusia bisa tetap berbuat yang terbaik dalam hidupnya. Sebab setiap manusia sama “dimata-Nya” hanya orang yang paling takwa pada-Nyalah yang mempunyai nilai lebih dihadapan-Nya.

Malam telah beranjak, ketika burung mulai beranjak kembali kesarangnya, dan suara jangrik yang mulai ditabuh, saatnya setiap melepas lelah dan suntuk pasca aktifitas kerja keras sepanjang hari dan orang bermain dialam mimpi justru Dudu Hermawan masih bekerja dialaam nyata.. Namun tidak bagi Bapak Dudu Hermawan, disaat orang lain berada diruang dengan betemankan selimut hangat, bapak Dudu Hermawan mulai beranjak ke ruang kerja. Ruang kerja yang sumpek dengan buku dan kumuh berserakan dengan buku-buku yang tergeletak terbuka sebagai tanda buku rersbeut telah dibaca atau dibuka.

Bapak Dudu sudah mulai didepan buku dan membukanya, ditemani dengan lampu baca yang sukjup besar dan asap obat nyamuk segelas kopi bapak Dudu mulai menerawang isi buku satu demi satu. Aktifitas membaca enag teah mnjadi bagah hdiup bapak kelahiraan, Kadungora Garut 10 November 1985 ini. Baginya membaca adalah seperti halnya makan menjadi sebuah kebutuhan sehari-hari. Memang dalm aktifitas membacanya Dudu Hermawan tidak seperti halnya manusia-manusia lainnya, bapak Dudu sedikit mengalami gangguan pada matanya yang tidak bida melaht denga normal, sehingga dalam membaca beliau harus ditemani lampu yang cukup kuat dan dengan jarak baca yang dekat sampai 10 cm.

Gangguan matanya beliau derita sejak kecil, memang kehidupan bapak dudu sedikit tidak beruntung. Orangtuanya yang hanya petani serabutan dan ibunya yang hanya buruh cuci, membuat beliau hidup dengan serba kekurangan, satu hari makan satu hari ngga. “Kadang bapak sering puasa daud (satu hari puasa satu hari tidak) karena tidak ada yang bisa di makan”! Ujarnya.

Sampai pada umur 2 tahun untuk memperbaiki nasib hidup beliu dan orangtuanya harus hijrah ke Sumatera mengikuti otang tuanya untuk transmigrasi program pemerintah.
Walaupun dengan seba kekurangn tapi tidak mebuat tekad dudu untuk berperestasi berkurang bahkan ia semakin semnagt ditambah dengan didikan oirangtuanya yang sangat keras ntuk sennatiasa belajar. Bahkan saking kerasnya kadang beliau harus rela menerima peringatabn keras dari ayahnya.

“pada waktu itu Bapak saya galak sekali, apabila dalam sehari saya tidak belajar maka bapak bisa menghukum yang berat, sampai-sampai ada istil;ah tidak boleh makan apabila belum belajar”!kenang Anak pertama dari lima bersaudara ini.

Tidak sampai disana cobaan hidup yang dialami beliau, diskolah beliau tidak bisa mengkitui pelajaran seperti teman-teman yang lainnya. Keran matanya mempunyai gangguan turunan menyebabkan belajar beliau tidak maksimal, untuk melihat buku yang saya pegang saja saya tidak bisa”!kuatnya apalagi untuk melihat tulisan-tulisan guru di papan tulis”. Tapi dengan penuh semangat tekadnya untuk belajar tidak sampai surut. Beliau memberi upah teman sebangkunya untuk mendiktekannya atau membacakan kepadanya. Dan memang dengan serab kekuarangan otak bveliau yang jenius tidak membuat belaiu ketinggalan dan terbelakang dari teman-temanyang mempunayi mata normal lainnya. Bahkan sejak beliau duduk dikelas tigha beliau selalu masuk tiga besar.
Mungkin itulah buah dari kerja keras dan ketekunan.

Beranjak dewasa, atu pada saat mau menginjak bangku Tsanawiyah keluarga Pak Dudu kemlai lagi ke Garut bersama tetangga-tetangganya di Sumatera yang asal dari Garut. Akan tetapi keadaan Garut bukan menjadikan ekonomi keluarag pa Dudu ini ;lebih baik malahan sedikuit terpuruk dibandingkan dengan di Sumatera. Sehingga, banyak tetangganya yantg pindah lagi ke Sumatera. Akan tetapi, kelaurga pak udud tidak ikut pindah bersama mereka, karena mereka percaya pasti Allah akan menolongnya.

Dalam belajar pak dudu tidak segna-segna, karen abeliau bertekad baha dia tidak akan mensis-siskan biaya dan kepercayaan ke-2 porangtunay kepada dia. Dengan kecermalangannya dan ketekuannnnya, bapak dudu ini sudah menguasai bebrapa ilmu atau pelajaran yang seharusnya belaum beliau pelajari, seperti: kifayatul awan (tauhid), ilmu mantiq, tafsir jalalain, dan filsafat ilmu.

Karena kecemar;angan otal pak duud ini, maka I menjadi a”anak emas-nya para guru-guru dan juga beliau sangat diasyangi oleh teman-temannya. “malahan apabila dikelas lain tidak ada guru yang mengajarr maka orang yang disuruh emnggantikannya guru tersbeut yaitu bapak msendiri “ucap seorang bapak yang emmupanyai motto hoidup: “cintailah apa yang kamu kerjakan dan jangan kau caki pekerjaan yang kau sukai.

Menginjak bangku perkuliahan bapak susu menyelesaikan S1 dan dengan tekad yang kuat pak dudu melanjutkan sekolahnya ke S2, di S2 tidak sperti mahasiswa lainnya pak dudu menyelseikannya dengan singkat bakhakan beliau mendapatkan cum laude dari tesisinya dan dari salah satu seorang penguji dari etsisnya mebgatakan bahwa tesisi yang dibuatnya layak dan pantas hanya untuk tesis S3.

Tapi ini tidak membuat sombong diri dan bangga sampai disana, bahkn beliau menpaunyai prinsip hidup sepert6i ilmu padi yang semkain bersisi semkain tunduk.

Memang benar saja, sekrang pak dudu telah neuai hasil dari kerja kerasnya, wlauapaun dengan berbagai kekuarangn pak dudu dengan tekun dan penuh kerja keras untuk bisa hidup berguna orang lan.

Sampai saat ini mata pak dudu tidak bisa disembuhkan, kadanmg kaaluy pake kacamata juga tidak membantu. Dengan gigih bersama teman-teman lainya pak dudu dapat emndirikan sebuah sokolah tinggi islam di Garut yaitu sekolah tinggi islam darul arqam dan beliau menjadi rektornya. Selain itu beliau menjadi pengajar dibeberapa universiats dan skolah-skolah terkemuka di Garut.

Ternyata setisap manusia mempunyai potensi yang sangat besar seperti halnya bapak dudu walaupu8n dengan serab kekurangan dengan kerja keras semua\nya bisa di capai. Dan kita semua orang yang diberi karunia oleh aAllah kesempurnaan nikamtnya mungkinkah tidak belajar pada sosok dudu hermaan. Tuhan memang tidak pernah melihat pada keadaan dan apa yang manusia miliki . Walaupuan dia seorang yang kekuarangn fisik ayau metri serba kekurangan dengan apa yang dikarunia tetapi manusia bisa tetap berbuat yang terbaik dalam hidupnya. Sebab setiap manusia sama “dimata-Nya” hanya orang yang paling takwa pada-Nyalah yang mempunyai nilai lebih dihadapan-Nya.

Apakah kita tidak malu terhadap tuhan dengan perbadingan orang yang sukses dengan serba kekurangn dan oang yang gagal dan diberi olehnya kesempurnaan nikamt. maka bekerja keras menjadi kuncinya karena sesudah kesukaran pasti ada kebahagiaan.
Leave a comment 

0 comments: